Praktik Eksorsisme dalam Gereja Katolik Ditinjau dari Sudut Pandang Lukas 8:26-39 dan Relevansinya bagi Karya Pelayanan Ordo Karmel Indonesia.

BEI, Alexandro Putra (2022) Praktik Eksorsisme dalam Gereja Katolik Ditinjau dari Sudut Pandang Lukas 8:26-39 dan Relevansinya bagi Karya Pelayanan Ordo Karmel Indonesia. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK ALEXANDRO PUTRA BEI_Abstraksi.pdf

Download (303kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (574kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (125kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (276kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (208kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (361kB)
[img] Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (234kB)

Abstract

Tujuan utama penulis dalam karya ilmiah ini ialah menelaah praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik yang ditinjau dari perspektif Lukas 8:26-39 serta relevansinya bagi karya pelayanan Ordo Karmel Indonesia. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan deskriptif melalui teknik analisis data sekunder. Metode ini dipusatkan pada pembacaan berbagai literatur yang relevan dengan tema dan judul yang dipilih. Penulis berusaha menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan tema eksorsisme dalam Gereja Katolik. Penulis juga mengolah literatur-literatur eksegetis yang berkaitan dengan perikop Lukas 8:26-39. Pendalaman pun mencakup literatur yang berkaitan dengan karya pelayanan Ordo Karmel Indonesia untuk menemukan relevansinya dengan praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik. Berdasarkan hasil studi, ditemukan beberapa pokok pikiran penting dalam kaitan dengan praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik. Eksorsisme adalah suatu tindakan mengusir roh jahat dari seseorang atau dari suatu tempat atau wilayah yang dimasuki, dikuasai dan dirasuki oleh setan, iblis dan roh jahat. Dalam Gereja Katolik ditemukan empat jenis pelayanan eksorsisme: 1). Eksorsisme meriah atau agung; 2). Eksorsisme sederhana atau minor; 3). Eksorsisme pribadi atau privat; 4). Eksorsisme umum atau publik. Jenis-jenis eksorsisme ini sekaligus menegaskan bahwa tidak semua orang dapat melakukan praktik eksorsisme. Eksorsisme agung atau meriah dan eksorsisme umum atau publik hanya dapat dilakukan oleh Imam eksorsis yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu; penunjukan khusus dan resmi dari Uskup setempat, ahli dalam eksorsisme, memiliki kehidupan rohani yang baik serta memiliki kemampuan discernment. Eksorsisme sederhana atau minor dapat dilakukan oleh semua Imam berkat kuasa imamat yang dimilikinya. Sementara itu, eksorsisme pribadi dapat dilakukan oleh semua orang beriman. Praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan berbagai kisah pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus. Konsep ini melahirkan gagasan bahwa ada kaitan antara praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik dengan perikop Lukas 8:26-39 tentang Yesus yang mengusir roh jahat dari seorang Gerasa. Dalam penelitian, penulis menemukan persamaan antara praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik dengan kisah dalam perikop Lukas 8:26-39. Persamaan-persamaan tersebut antara lain: 1). Eksorsisme merupakan kerja sama antara Allah dan manusia; 2). Eksorsisme dijalankan atas nama Yesus Kristus dan dengan kuasa Allah; 3). Eksorsisme sebagai perwujudan penebusan Kristus; 4). Tujuan eksorsisme yakni demi Kerajaan Allah dan pembebasan dari perbudakan setan; 5). Pentingnya pembedaan roh dan penyelidikan kasus kerasukan setan dalam pelayanan eksorsisme. Eksorsisme dalam Gereja Katolik yang ditinjau dari sudut pandang Lukas 8:26-39 ini memiliki relevansi bagi karya pelayanan Ordo Karmel Indonesia. Dalam bidang pelayanan formasio, eksorsisme hadir sebagai perwujudan pendalaman hidup rohani dan pengetahuan. Dalam bidang pelayanan pendidikan, eksorsisme penting untuk membebaskan komunitas pendidikan dari pengaruh setan, roh jahat dan iblis. Dalam bidang pelayanan spiritualitas, eksorsisme penting dalam berbagai kegiatan ret-ret dan pendampingan kelompok-kelompok doa. Dalam pelayanan di bidang parokial, eksorsisme hadir sebagai sarana pengembangan iman dan pembaharuan iman umat, sarana pelayanan di tengah dunia mistis magis (suanggi dan black magic) dan sarana pelayanan di tengah kasus kerasukan setan dan sakit mental yang dialami oleh umat. Dengan demikian, praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik yang ditinjau dari perspektif Lukas 8:26-39 memiliki relevansi bagi karya pelayanan Ordo Karmel Indonesia.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Eksorsisme, setan, roh jahat, iblis, eksorsis, Gereja Katolik, Lukas 8:26-39, karya pelayanan Ordo Karmel Indonesia
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 31 Mar 2022 03:46
Last Modified: 19 Jul 2022 00:14
URI: http://repository.stfkledalero.ac.id/id/eprint/1147

Actions (login required)

View Item View Item