Fertilisasi in Vitro Ditinjau dari Perspektif Moral Perkawinan Katolik

RUDENG, Yulianus Yesik Mitang (2022) Fertilisasi in Vitro Ditinjau dari Perspektif Moral Perkawinan Katolik. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
YULIANUS_YESIK_M_RUDENG_Abstraksi.pdf

Download (221kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (510kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (334kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (527kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (405kB)
[img] Text
BAB IV-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (431kB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi semua sendi kehidupan. Manusia dituntut untuk bersikap adaptatif dengan setiap perkembangan yang terjadi. Bahwasanya, laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik, tetapi juga menyimpan kegelisahan akibat melemahnya nilai-nilai dalam kehidupan bersama. Hadirnya teknologi reproduksi fertilisasi in vitro di bidang ilmu kedokteran dan medis merupakan fakta kegelisahan baru zaman ini. Fertilisasi in vitro merupakan proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh manusia. Praktik ini melibatkan teknologi untuk membantu proses kelahiran manusia baru. Kecanggihan teknologi kelahiran ini memanjakan para pasangan suami istri agar dengan mudah mendapatkan anak. Teknologi reproduksi fertilisasi in vitro dikenal dengan nama “bayi tabung”. Dalam perkembangannya, teknologi fertilisasi in vitro menuai banyak tanggapan berkaitan dengan kesatuan hidup perkawinan, prokreasi dan martabat manusia sebagai pribadi. Gereja Katolik menjadi salah satu lembaga yang menolak dengan keras fertilisasi in vitro. Gereja melihat kehadiran teknologi fertilisasi in vitro menodai martabat hidup perkawinan dan prokreasi. Prokreasi hanya terjadi di dalam perkawinan, yakni melalui sanggama yang dilakukan oleh suami istri. Perkawinan merupakan jalan yang tepat menuju prokreasi. Perkawinan yang dipersatukan dalam sakramen merupakan bukti adekuat dari kesucian dan kesakralan sebuah perkawinan. Penggunaan sarana artifisial ke dalam prokreasi tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan hakikat hidup perkawinan. Sarana artifisial hanya dapat diterima sejauh itu membantu pasangan suami istri. Berbagai pelanggaran moral akibat fertilisasi in vitro menambah kecemasan dan duka bagi umat manusia. Manusia diperalat untuk menyukseskan proyek besar dari ilmu kedokteran. Bahkan manusia menjadi budak laboratorium, sehingga mengabaikan nilai-nilai moral dan martabatnya yang luhur. Fertilisasi in vitro menjadi bentuk perbudakan baru terhadap martabat manusia zaman ini. Pelecehan-pelecehan dan pelanggaran terhadap martabat manusia yang lahir dari laboratorium sering kali terselubung dan jauh lebih menakutkan. Oleh karena itu, moral perkawinan Katolik tidak pernah membenarkan teknologi fertilisasi in vitro. Fertilisasi in vitro menempatkan manusia sebagai objek untuk tujuan-tujuan tertentu, sehingga memperkosa martabat manusia sebagai pribadi dan melecehkan hakikat perkawinan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Fertilisasi in vitro, Perkawinan, Prokreasi, Martabat Manusia, Moral Kristiani
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Divisions: Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 31 Mar 2022 03:39
Last Modified: 02 Aug 2022 05:11
URI: http://repository.stfkledalero.ac.id/id/eprint/1146

Actions (login required)

View Item View Item