Acara Inung Waé Kolang Masyarakat Kampung Pesek, Manggarai Timur dalam Terang Ajaran Kristiani tentang Solidaritas, dan Sumbangsihnya bagi Karya Pastoral Gereja di Keuskupan Ruteng

WAHYUNI, Urbanus (2022) Acara Inung Waé Kolang Masyarakat Kampung Pesek, Manggarai Timur dalam Terang Ajaran Kristiani tentang Solidaritas, dan Sumbangsihnya bagi Karya Pastoral Gereja di Keuskupan Ruteng. Masters thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (3MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (159kB)
[img] Text
BAB II .pdf
Restricted to Registered users only

Download (256kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (358kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (230kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (109kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (136kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (295kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan masyarakat Pesek, khususnya mengenai keadaan geografis, kehidupan sosial-budaya, dan ekonomi (2) memahami acara inung waé kolang, (3) memahami pandangan ajaran Kristiani tentang solidaritas (4) Mememahami acara inung waé kolang dalam terang ajaran Kristiani tentang solidaritas (5) memahami sumbangsih dari pandangan ajaran Kristiani tentang solidaritas, mengenai praktik acara inung waé kolang masyarakat Kampung Pesek, bagi karya pastoral Gereja. Penulis membuat penelitian di Kampung Pesek, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Kampung Pesek, yang menjalankan acara inung waé kolang. Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data untuk penulisan karya ilmiah ini adalah metode kepustakaan dan penelitian lapangan dengan instrumen pengumpulan datanya adalah wawancara dan observasi partisipatoris. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan studi kepustakaan disimpulkan bahwa acara inung waé kolang selaras dengan ajaran Kristiani tentang solidaritas. Keselarasan itu tampak dalam beberapa hal. (1) Seturut konsep dasar ajaran Kristiani tentang solidaritas, acara inung waé kolang merupakan perwujudan dari konsep solidaritas yang lahir dari rasa belas kasih. Tanggung jawab yang diemban masyarakat menjadi bukti bahwa mereka peka terhadap penderitaan sesamanya. Selain itu, persatuan dan semangat gotong royong merupakan perwujudan nyata dari solidaritas sebagaimana ditekankan dalam ajaran Kristiani. 2) Seturut ciri khas ajaran Kristiani tentang solidaritas, acara inung waé kolang menggambarkan sisi kehidupan masyarakat yang rela berkorban bagi sesama demi mendorong perubahan sosial, dan bebas ikatan primordial di mana kebersamaan tersebut dibangun dalam semangat kasih satu dengan yang lain. 3) Seturut tujuan ajaran Kristiani tentang solidaritas, acara inung waé kolang merupakan salah satu aksi solidaritas yang bertujuan untuk beberapa hal. Pertama, peduli terhadap sesama yang menderita. Kedua, membangun persaudaraan dan kekeluargaan dalam Roh. Salah satu praktik yang bertentangan dengan tujuan ini ialah minimnya partisipasi kaum perempuan, sebab dalam ajaran Kristiani persaudaraan dan kekeluargaan yang dibangun mesti bebas dari diskriminasi baik rasial maupun gender. Ketiga, acara inung waé kolang merupakan suatu langkah yang bertujuan untuk mengusahakan kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Kesetaraan itu tampak dalam penghargaan yang setara terhadap orang-orang yang hadir dalam acara tersebut tanpa memandang latar belakang mereka. Selain itu, usaha untuk menegakkan keadilan tampak dalam kepedulian masyarakat untuk menentang dosa masa lampau di mana hanya anak-anak dari keluarga yang mampu secara finansialah yang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Hasil analisis terhadap acara inung waé kolang dalam terang ajaran Kristiani tentang solidaritas mendatangkan sumbangsih yang cukup berarti bagi kegiatan pastoral Gereja terutama di Keuskupan Ruteng. Dalam kajian penulis, ada dua sumbangsih penting bagi Gereja. Pertama, menjadikan acara inung waé kolang sebagai bagian dari pastoral Gereja. Alasan mendasar yang menguatkan temuan ini ialah Gereja Keuskupan Ruteng hidup dalam tradisi kebudayaan Manggarai yang berkodrat sosial. Hal itu menjadi kekayaan Gereja dalam menuntaskan visi dan misinya di tengah umat. Selain itu, praktik serupa acara inung waé kolang telah berkembang di Manggarai seperti syukuran wisuda, nikah, tahbisan, dan lain-lain. Pada momen itu, banyak orang memberi dukungan dalam bentuk barang dan terutama uang. Artinya, jika umat loyal dengan kegiatan semacam itu, tentu loyalitas yang sama bisa ditunjukkan jika Gereja membutuhkan campur tangan umat dalam kegiatan pastoral karyanya. Kedua, menjadikan acara inung waé kolang sebagai contoh dan ilustrasi bagi katekese tentang solidaritas. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan umat bahwa secara budaya mereka telah dipersiapkan untuk terlibat dalam urusan kemanusiaan secara global lewat praktik-praktik yang muncul dalam kegiatan kebudayaan mereka. Dengan demikian, acara inung waé kolang merupakan suatu aksi kepedulian yang berlandaskan asas-asas solidaritas sesuai ajaran Kristiani. Masyarakat telah menghidupi teladan solidaritas yang ditunjukkan Yesus pada dunia dengan melibatkan diri dalam misi Allah yang peduli terhadap penderitaan hidup manusia. Tanggapan masyarakat Kampung Pesek terhadap persoalan hidup sesamanya merupakan tanggapan yang terlibat sebagai satu bentuk tanggapan manusia terhadap Allah yang peduli terhadap penderitaan hidup manusia. Berdasarkan hasil kajian ini, ditemukan beberapa rekomendasi penting bagi Gereja dan masyarakat Kampung Pesek pada khususnya. Bagi Gereja terutama di wilayah Keuskupan Ruteng, para agen pastoral mesti mendorong terbentuknya oganisasi sebentuk inung waé kolang di paroki-paroki dalam upaya menjawabi tuntutan pastoral di tengah umat. Bagi masyarakat Kampung Pesek, kecenderungan yang bertentangan dengan ajaran Kristiani tentang solidaritas mesti dihindari. Selain itu, anak-anak mesti diajarkan sejak dini untuk melatih kepekaan sosial dalam dirinya, dan salah satu langkah yang bisa dibuat oleh masyarakat di Kampung Pesek ialah melibatkan anak-anak dalam kegiatan inung waé kolang tanpa memperhitungkan jumlah pemberian mereka.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 200 Agama
200 – Agama > 250 Orde-orde keagamaan dan Gereja setempat > 253 Kantor dan pekerjaan pastoral (teologi pastoral)
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 25 Feb 2022 02:49
Last Modified: 30 Apr 2024 03:42
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1105

Actions (login required)

View Item View Item