WALE, Ignasius Gregorius Mariano Ba’i (2021) Merawat Solidaritas Kebangsaan Sebagai Antibodi Sosial dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK. Ignasius GMB Wale (17.75.6143).pdf Download (212kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (508kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (209kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (298kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (429kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (480kB) |
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (271kB) |
Abstract
Sejak merebak pertama kali di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 lalu wabah Virus Corona telah menjadi sebuah bencana global. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hingga kini belum memberikan sinyal segera mereda. Bahkan pandemi Covid-19 justru semakin mengganas dengan hadirnya varian-varian barunya. Sebagai virus mematikan, Covid 19 sendiri pertama-tama berhubungan langsung dengan persoalan kesehatan masyarakat. Namun, persoalan kesehatan yang disebabkan oleh wabah virus Corona kemudian membias pada banyak persoalan lain. Virus mematikan ini tidak hanya mengganggu sistem imun secara individu maupun kelompok, tetapi juga turut mengganggu sistem sosial masyarakat. Adanya kebijakan social distancing dan bahkan physical distancing untuk meminimalisir laju penyebaran virus menyebabkan gangguan besar pada sistem perekonomian masyarakat, kebudayaan, agama, politik, pendidikan, dan banyak dimensi lainnya. Kepanikan dan keresahan di dalam tubuh masyarakat pun terjadi akibat krisis pada banyak aspek sosial kemasyarakatan. Di Indonesia, selama pandemi virus Corona berlangsung, muncul banyak sekali kasus yang semakin memperparah situasi genting akibat virus mematikan ini. Fenomena ketakutan akan peristiwa kematian karena virus diperparah dengan persoalan-persoalan kemanusiaan yang menyayat hati. Stigmatisasi sampai penolakan terhadap jenazah dengan diagnosa positif Covid-19, pasien terjangkit virus, keluarga pasien, dan bahkan diskriminasi terhadap tim medis yang menangani pasien muncul dan menyebabkan keretakan sosial di tengah masyarakat. Selain itu, keterlambatan penanganan pandemi oleh pemerintah, realisasi dana mitigasi akibat pandemi yang lambat dan bahkan tidak tepat sasaran, korupsi dan politisasi bansos, minimnya ketersediaan peralatan medis, penerapan kebijakan yang tumpang-tindih, dan juga penerapan kebijakan yang melemahkan perekonomian masyarakat kecil, kemudian menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Ibarat kehidupan sebuah rumah tangga, anak-anak menjadi tidak percaya kepada orangtuanya. Ketidakpercayaan yang timbul ini selanjutnya memunculkan ketidaknyamanan, dan bukan tidak mungkin kehancuran rumah tangga bisa terjadi. Demikian pun polemik-polemik yang muncul di tengah masyarakat selama masa pandemi berpotensi menghancurkan persatuan bangsa. Banyaknya masalah sebagai buntut dari serangan virus Corona sekaligus menunjukkan fenomena melemahnya ikatan sosial masyarakat. Belum lagi ditemukan pula sikap acuh tak acuh anggota masyarakat dalam menanggapi protokol kesehatan yang jelas menimbulkan keresahan bagi anggota masyarakat lainnya. Di tengah krisis multidimensi akibat pandemi, naluri kemanusiaan setiap anggota masyarakat diuji. Pandemi dan berbagai macam dampak yang diboncengnya menantang seluruh masyarakat untuk melihat kembali esensi dan eksistensinya sebagai makhluk sosial. Di dalam relasi dan interaksi yang terbatas serta dibayang-bayangi oleh bahaya virus, setiap individu dituntut untuk tetap menjadi manusia yang menjadi bagian dari manusia lainnya. Dalam hal ini, solidaritas kebangsaan menjadi jawaban dan solusi terhadap tuntutan kemanusiaan. Unsur-unsur solidaritas kebangsaan yang sejak dahulu melekat dalam kehidupan masyarakat perlu diperkuat kembali. Semangat gotong royong, tenggang rasa, belas kasih, kesetiakawanan, dan perasaan senasib sepenanggungan harus tetap dipelihara agar bangsa Indonesia tetap satu. Semboyan Bhineka Tunggal Ika bukanlah jargon bagus di atas kertas atau buku-buku pelajaran, atau juga dalam orasi politik saja. Semboyan ini sejatinya menampilkan solidaritas kebangsaan yang harus tetap hidup dalam berbagai situasi sosial kemasyarakatan. Di masa pandemi yang menyebabkan banyak krisis, solidaritas kebangsaan bisa dijadikan sebagai vaksin paling mujarab yang mampu melawan virus-virus sosial, dan pada akhirnya mengentaskan pandemi virus Corona. Solidaritas kebangsaan juga membentuk imun setiap individu atau makhluk sosial, yang kemudian menjadi antibodi sosial. Antibodi sosial di sini memungkinkan masyarakat tetap kokoh dan satu dalam memerangi serangan virus terhadap beragam aspek kemasyarakatan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Solidaritas Kebangsaan, Antibodi Sosial, Pandemi Covid-19, Indonesia |
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 300 Ilmu sosial 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 22 Dec 2021 05:12 |
Last Modified: | 05 Dec 2022 04:00 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1047 |
Actions (login required)
View Item |