TANGI, Stefanus Fua (2020) Kaum Perempuan Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kehidupan Menggereja Di Lingkungan Waeia Paroki Roh Kudus Mataloko. Masters thesis, STFK Ledalero.
Text
Teks TESIS Final.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
Tujuan umum penelitian ini ialah memenuhi sebagian dari persyaratan untuk menerima gelar Magister Teologi pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sedangkan tujuan khususnya, yaitu: (1) mengetahui pengaruh kaum perempuan bagi perkembangan kehidupan menggereja di Lingkungan Waeia-Paroki Roh Kudus Mataloko, (2) memahami siapakah ‘kaum perempuan’ berdasarkan konteks sosiokultural umat setempat, (3) mengetahui konsep ‘hidup menggereja’ serta bidang-bidang kehidupan di dalamnya yang dapat menjadi medan bagi kaum perempuan memainkan peranan mereka, (4) menemukan gambaran tentang pengaruh kaum perempuan bagi perkembangan kehidupan menggereja di Lingkungan Waeia-Paroki Roh Kudus Mataloko, (5) menemukan masalah-masalah konkret yang menghambat berbagai upaya pemberdayaan kaum perempuan di Lingkungan Waeia, serta (6) mengaplikasikan teologi feminis terhadap penelitian ini sebagai upaya profetis dan liberatif sehingga kehendak Allah dan pemenuhan misi-Nya di tengah dunia ini dapat diwujudkan. Metode yang digunakan yaitu pendekatan penelitian gabungan yang meliputi: studi pustaka, kuantitatif, dan kualitatif. Studi pustaka dijalankan dengan menghimpun dan menyerap berbagai macam literatur baik cetak maupun elektronik yang berhubungan dengan ajaran Gereja, teologi kontekstual, serta berbagai literatur pelengkap yang bertema sosiologi, antropologi, psikologi, feminisme, dan penelitian sosial. Referensi lain yang digunakan yaitu kajian pastoral terdahulu (pada jenjang paroki maupun keuskupan; khususnya Keuskupan Agung Ende dan Keuskupan Maumere). Kemudian, metode kuantitatif dijalankan dengan kuesioner sebagai instrumen utama yang dibagikan kepada para responden, yaitu kaum perempuan di Lingkungan Waeia-Paroki Roh Kudus Mata-loko. Sementara itu, metode kualitatif dilakukan lewat wawancara, baik yang formal ter-struktur maupun yang informal, terhadap kaum perempuan Waeia atau pihak-pihak lain yang terkait erat dengan tema penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, keberadaan kaum perempuan sangatlah vital bagi perkembangan kehidupan menggereja di Lingkungan Waeia-Paroki Roh Kudus Mataloko. Mereka adalah representasi ‘wajah Gereja’ Nusa Tenggara yang tekun dan setia menghidupi persekutuan kaum beriman. Walaupun demikian, mereka mesti berhadapan dengan tantangan bagaimana memperjuangkan suatu transformasi sosial serta upaya-upaya liberatif untuk menentang dominasi, diskriminasi, dan subordinasi terhadap martabat mereka sebagai perempuan dalam terang Injil. Kedua, ‘kaum perempuan’ yang dimaksud dalam penelitian ini ialah semua perempuan yang sanggup memahami pengaruh (martabat, peran, dan keterlibatan) mereka di tengah situasi hidup yang kompleks serta memaknainya sebagai sarana perwujudan misi keselamatan Allah bagi segenap ciptaan. Namun, dalam upaya mewujudkan tugas mulia itu, kaum perempuan tidak terlepas dari berbagai faktor: budaya (berciri matrifokal sekaligus matrilineal), latar belakang usia (dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa lanjut), latar belakang pendidikan (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi), latar belakang pekerjaan (petani, ibu rumah tangga, pendidik/ guru, wiraswasta, mahasiswi, bidan, dst.), dan status perkawinan dalam Gereja (belum menikah, sudah menikah, atau tidak menikah). Ketiga, ‘kehidupan menggereja’ yang dimaksud dalam hal ini ialah panggilan se-tiap orang kristen untuk mengambil bagian dalam tritugas Kristus; yaitu sebagai imam, nabi, dan raja. Komunitas Umat Basis (KUB) merupakan parameter yang amat memungkinkan bagi geliat kehidupan menggereja tersebut. Perempuan ambil bagian dalam imamat Kristus melalui ketekunan/ kesetiaan pada kegiatan kerohanian di KUB, sambil mengembangkan secara timbal-balik komitmen hidup yang liturgis tersebut ke dalam liturgi kehidupan mereka sehari-hari. Perempuan ambil bagian dalam kenabian Kristus melalui panggilan mereka selaku pewarta/ misionaris dengan kesaksian hidup dan kata-kata mereka, serta juga dengan kehadiran kontemplatif mereka yang khas di tengah aneka situasi hidup. Lalu, perempuan ambil bagian dalam pengabdian rajawi Kristus lewat keterlibatan aktif sebagai pengurus mulai dari tingkat KUB hingga tingkat DPP, termasuk juga lewat panggilan yang secara inheren melekat dalam diri mereka menurut status hidup, peran sosial, serta bidang profesi yang dijalani. Lewat tugas-tugas yang dijalani ini, mereka ikut memperluas Kerajaan Allah, tempat ‘transformasi’ dan ‘kebebasan’ menjadi milik semua orang. Keempat, analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan/ signifikansi yang ‘cukup kuat’, ‘kuat’, dan ‘sangat kuat’ antara variabel pengaruh kaum perempuan dengan variabel kehidupan menggereja. Hubungan ini terkategorisasi ke dalam lima hal, yaitu hubungan antara perempuan dengan (1) pemahaman tentang kegiatan yang harus dikerjakan dalam KUB, (2) pemahaman tentang kegiatan yang sering dilakukan di KUB, (3) pandangan tentang manfaat KUB bagi mereka, (4) bidang kehidupan yang harus mendapatkan perhatian KUB, serta (5) permasalahan yang terjadi dalam KUB. Kelima, masalah-masalah konkret yang menghambat berbagai upaya pemberdayaan kaum perempuan di Lingkungan Waeia ialah: (a) kaum perempuan Waeia masih terpapar dominasi, diskriminasi, dan subordinasi yang disebabkan oleh pola-pola patriarkat dan androsentrisme dalam kenyataan sosiokultural mereka sehari-hari; b) kaum perempuan Waeia pada umumnya terjerat oleh konflik peran dalam menjalankan tugas/ panggilan mereka masing-masing; c) program-program pastoral secara umum belum menjawab persoalan kaum perempuan pada tingkat ‘akar rumput’ (KUB); d) kaum perempuan Waeia tidak terbiasa untuk menyuarakan permasalahan di sekitarnya; e) sebagian besar dari kaum perempuan Wa¬eia belum sejahtera secara ekonomi. Keenam, aplikasi teologi feminis dijalankan dengan memadukan metode ‘lingkaran pastoral’ dengan metodologi feminis Kristen rekonstruksionis. Titik tolaknya ialah pengalaman konkret kaum perempuan Waeia, yang lalu dianalisis untuk menempatkannya ke dalam konteks yang lebih luas demi mendapatkan akar masalah dan penyebab kuncinya, yang kemudian didialogkan dengan Kitab Suci dan ajaran Gereja untuk memperoleh suatu refleksi teologis atas situasi yang terjadi. Titik akhir/ orientasi yang hendak dicapai yakni penemuan atas aksi atau praksis transformatif yang memberdayakan dan memerdekakan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | Perempuan, kehidupan menggereja, patriarkat, matrifokalitas, teologi feminis, dan transformasi. |
Subjects: | 200 – Agama > 250 Orde-orde keagamaan dan Gereja setempat > 253 Kantor dan pekerjaan pastoral (teologi pastoral) 300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 305 Kelompok-kelompok sosial |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 21 Oct 2020 08:35 |
Last Modified: | 22 Dec 2022 23:51 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/103 |
Actions (login required)
View Item |