Inklusivitas Terhadap Kaum Waria di Kabupaten Sikka Ditinjau Berdasarkan Ensiklik Fratelli Tutti tentang Martabat Manusia

NGOLE, Porkarius Djuwa Dobe (2021) Inklusivitas Terhadap Kaum Waria di Kabupaten Sikka Ditinjau Berdasarkan Ensiklik Fratelli Tutti tentang Martabat Manusia. Masters thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (399kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (245kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (507kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (533kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (685kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (117kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA - LAMPIRAN.pdf

Download (409kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menampilkan profil waria Kabupaten Sikka, (2) menjelaskan persoalan inklusivitas pada kaum waria di Kabupaten Sikka (3) menjelaskan pandangan ensiklik Fratelli Tutti tentang Martabat Manusia (4) menjelaskan pengaruh ensiklik Fratelli Tutti terhadap praktik pastoral dalam menangggapi persoalan inklusivitas terhadap kaum waria di Kabupaten Sikka. Jenis riset ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Objek yang diteliti adalah inklusivitas terhadap kaum waria di Kabupaten Sikka dalam terang Ensiklik Fratelli Tutti tentang martabat manusia. Wujud data dalam penelitian ini berupa narasi kisah hidup kaum waria yang dilengkapi dengan angka hasil pengolahan kuesioner, kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam dokumen-dokumen Ajaran Sosial Gereja, dan ensiklik Fratelli Tutti. Sumber data utama penelitian ini adalah narasi kisah kaum waria, dokumen ASG, dan ensiklik Fratelli Tutti. Sumber data sekunder diperoleh dari kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu, khususnya penelitian terhadap kaum waria berkaitan dengan martabat manusia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik interaktif melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatoris dan teknik non interaktif melalui studi dokumen dan kuesioner. Langkah-langkah yang dipakai dalam penelitian ini meliputi pertama, membuat studi kepustakaan yang berkaitan dengan tema penelitian. Kedua, melakukan observasi partisipatoris untuk mengetahui secara lebih dekat tentang kehidupan kaum waria di Kabupaten Sikka. Ketiga, membuat wawancara mendalam dan mengumpulkan data kuesioner. Keempat, mencatat dan menganalisis semua data yang telah dikumpulkan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model mengalir yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Secara khusus triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek keabsahan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan menggunakan beberapa teknik berbeda seperti wawancara, kuesioner, dan observasi partisipatoris. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan beberapa poin menyangkut visi inklusivitas terhadap kaum waria di Kabupaten Sikka dalam terang ensiklik Fratelli Tutti sebagai berikut. 1) Ada beberapa kenyataan yang menggembirakan dalam kaitannya dengan visi inklusivitas terhadap kaum waria di Kabupaten Sikka. Pertama, kaum waria di Kabupaten Sikka memiliki peluang untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Ada berbagai jenis usaha yang telah mereka bangun seperti salon kecantikan, dekorasi, juru masak, wiraswasta, dan sebagainya. Usaha-usaha semacam ini sangat menolong mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri dan membantu ekonomi keluarga. Kedua, Kabupaten Sikka adalah Kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki seorang waria sebagai pejabat publik. Meskipun baru satu orang waria saja yang dapat memegang jabatan publik tetapi hal ini memberi gambaran tentang optimisme masyarakat inklusif di Kabupaten Sikka yang dapat menjadi teladan bagi Kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia. Ketiga, cukup banyak waria sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan baik yang diselenggarakan oleh Gereja maupun oleh pemerintah daerah. Kegiatan-kegiatan seperti karnaval, pertandingan voli, dan fashion show sangat kuat mewarnai aktivitas para waria di Kabupaten Sikka. Selain itu, beberapa waria juga kerap dilibatkan untuk menjadi fasilitator dalam penyuluhan-penyuluhan mengenai HIV/AIDS. Dalam kehidupan menggereja, beberapa waria terlibat baik dalam upacara-upacara liturgis sebagai anggota koor, dirigen, dan lektor maupun dalam kegiatan-kegiatan kategorial seperti pendampingan sekami dan kegiataan Orang Muda Katolik (OMK) di paroki. Keempat, kaum waria dalam komunitas mereka sendiri baik PERWAKAS maupun Fajar Sikka telah memberi teladan inklusi yang baik. Mereka membangun kerja sama antar-waria maupun dengan orang-orang kecil di sekitar mereka untuk meningkatkan taraf hidup melalui usaha-usaha kreatif. Selain itu, kaum waria di Kabupaten Sikka selalu membangun relasi lintas batas baik batasan kultur dan asal-usul maupun batasan agama dan religiositas. 2) Adapun unsur-unsur inklusivitas yang masih harus diperjuangkan terus. Pertama, hampir semua waria pernah mengalami pengalaman ditolak sejak dalam lingkup keluarga sendiri. Penolakan semacam ini sering kali juga diikuti dengan berbagai bentuk tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis. Dampak paling buruk dari penolakan oleh keluarga sendiri adalah munculnya ketidakpecayaan diri kaum waria karena mereka selalu diremehkan sebagai anak yang tidak berguna, lemah, bahkan dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah. Kedua, kebanyakan waria tidak memiliki pendidikan yang cukup memadai. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti tidak ada dukungan dari orangtua dan keluarga, rasa minder dari kaum waria karena keadaan fisik dan psikis mereka yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, serta bully dan berbagai bentuk kekerasan yang kerap mereka alami di lingkungan sekolah. Ketiga, belum ada pemberian pelatihan keterampilan khusus bagi kaum waria sehingga mereka tidak dapat melihat peluang lain dalam membangun usaha selain salon kecantikan atau sejenisnya. Keempat, Belum ada program pastoral yang menolong kaum waria untuk dapat menerima dan membuka diri secara baik dalam keluarga dan masyarakat. Lebih jauh, belum ada upaya dari agen pastoral Gereja yang dapat mempersiapkan keluarga-keluarga kristiani maupun Komunitas Basis Gerejani (KBG) untuk hidup berdampingan dengan kaum waria. Kelima, program-program pendidikan belum menyentuh secara khusus dan mendalam mengenai keberagaman gender. 3) Refleksi Paus Fransiskus dalam ensiklik Fratelli Tutti sangat relevan demi pengejawantahan visi inklusivitas terhadap kaum waria. Pertama, ensiklik Fratelli Tutti mengangkat salah satu tema penting yakni keluhuran martabat manusia sebagai basis inklusivitas. Keluhuran martabat manusia itu tidak tergantung pada latar belakang budaya, asal-usul, situasi sosial, budaya, agama, bahkan gender dan orientasi seksualnya. Mekipun dalam beberapa hal unsur-unsur inklusivitas terhadap kaum waria di Kabupaten Sikka sudah mulai nampak tatapi perhatian terhadap berbagai fakta minor yang masih terjadi mesti selalu dikedepankan. Kedua, Paus Fransiskus mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk pertama-tama memandang orang lain secara positif dan selalu menempatkan diri sebagai saudara bagi semua orang. Ketiga, manusia yang sesungguhnya adalah saudara di dalam Allah serentak ajakan bahwa manusia itu seharusnya hidup berdampingan sebagai saudara satu dengan yang lainnya tanpa batasan-batasan. Keempat, Paus Fransiskus mengajak semua orang untuk menempuh jalan perjumpaan penuh kasih dengan mereka yang miskin dan terbuang serta orang-orang yang terpinggirkan termasuk kaum waria di dalamnya. Jalan perjumpaan memungkinkan orang untuk melepaskan segala prasangka dan membangun dialog yang memiliki daya transformatif. Pada akhirnya, model karya pastoral Gereja yang sangat kuat menekankan option for the poor atau option with the poor harus sungguh-sungguh bergerak dari pinggir ke tengah. Tindakan kasih yang dijalankan harus benar-benar bertolak dari pengalaman penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh kaum waria di dalam kehidupan mereka setiap hari.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Inklusivitas, waria, Ajaran Sosial Gereja, Fratelli Tutti, martabat manusia.
Subjects: 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 262 Eklesiologi
300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 305 Kelompok-kelompok sosial
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 25 Oct 2021 01:25
Last Modified: 30 Nov 2022 04:35
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1025

Actions (login required)

View Item View Item